Kuliah Psikologi, di PT.Mina Mas

Oleh : Ahmad Nur Irsan Finazli*

Catatan seorang Caleg PKS No.Urut 2 Dapil 3

(Landasan Ulin-Lianganggang)

Diiringi hujan deras yang mengguyur Banjarbaru, khususnya di Kecamatan Landasan Ulin. Seorang lulusan psikologi Jogja, merayap (begamat) menyusuri jalan Ahmad Yani. Mulai km31 hingga km23, yang begitu terasa cepat dilaluinya.

Tak terasa sampai juga di sebuah perusahaan besar yang membidangi perkebunan sawit di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Begitu antusiasnya karyawan perusahaan tersebut dalam mendatangi kajian psikologi agama. Tema kajiannya seputar “bagaimana sih Rasulullah SAW memberikan solusi dalam menghadapi pemasalahan hidup”.

Disambut hangat oleh Pak Agus, Pak Tono, dan Pak Fakhrul…etcdsc_02201

Begini isi kajian tersebut,…

Kekokohan psikis

PERMASALAH yang menghimpit baik berkadar ringan maupun berat senantiasa dapat dipastikan akan hadir pada semua makhluk hidup, termasuk manusia. Mulai dari permasalahan pribadi internal maupun inter personal. Hingga pada permasalahan umat manusia sejagat raya ini.
Tak ada satu makhluk pun yang terbebas dari masalah kehidupan, makanya ada satu ungkapan bahwa permasalahan hidup adalah sunatullah yang pasti dihadapi oleh manusia sebagai salah satu makhluk yang diciptakan Allah SWT. Seorang nabi saja mempunyai masalah, apalagi kita yang nota bene manusia biasa. Tak pelak lagi, pasti banyak dihadapkan pada masalah, mulai dari ekonomi, politik, sosialisasi, budaya atau adat istiadat, mekanisme pertahanan diri -diffence mechanism- terhadap keamanan diri sampai pada tumpah darahnya.
Namun perlu diingat bahwa lain orang lain pula cara memandang dan memecahkan permasalahannya. Beberapa hal yang membedakan cara pemecahan masalah antara manusia yang satu dengan manusia yang lain terletak pada paradigma dalam memandang masalah, pengalaman hidup, buku bacaan, teman bergaul, lingkaran pengaruh terkecil yakni keluarga, dan lain sebagainya.
Hasilnya, ada yang berhasil, ada juga yang gagal dalam memecahkan permasalahan yang sama dalam bobot peliknya atau sama peristiwanya. Seseorang yang berpsikis kokoh berbeda dengan berpsikis rapuh. Nah disinilah kunci untuk membedakan keadaan psikis seseorang, terletak pada kondisi psikisnya, yakni tatkala mendapatkan sebuah masalah lalu dihadapinya dan terlihat hasilnya, sukses atau gagal. Namun tidak melulu seorang individu akan gagal terus menerus atau sebaliknya sukses selalu, tapi sebagaimana peribahasa sepandai-pandai tupai melompat suatu saat akan jatuh juga.
Contohnya, sama-sama mahasiswa yang tidak mempunyai hand-out, diktat atau buku pegangan yang akan diujikan pada beberapa hari kedepan. Mahasiswa yang pertama tenang-tenang saja dengan mengandalkan kemampuan ‘kirologi’-nya yakni ilmu kiro-kiro-nya, tapi mahasiswa yang kedua bingung dengan menyibukkan diri agar mendapatkan bahan ajar yang akan diujikan tersebut. Mereka mempunyai masalahnya yang sama, namun cara penyelesaiannya beda, lebih-lebih hasilnya, Wallahu a’lam.
Mari kita tengok mengenai resep Rasulullah SAW tatkala beliau menghadapi sebuah permasalahan hidup. Beliau seorang yang mempunyai psikis kokoh, juga seorang psikolog. Dalam Psikologi Islam ada yang biasa kita namakan sebagai Pilar Pengokoh Psikis atau jiwa. Mau tahu? Begini, yang namanya psikis itu kita andaikan dengan sebuah balon udara, yang dapat meletus jika kapasitas udara yang ada didalam balon melebihi kemampuan tampungannya, atau dengan kata lain tekanan udara didalamnya terlampau kuat.
Nah, jangankan terkena benda runcing, benda tumpul saja atau bahkan hanya terkena panas sinar matahari, mengakibatkan pecahnya balon tersebut. Oleh karena itu, kekokohan psikis kita harus dipelihara secara berkala dalam mengempesinya yakni dengan sebuah solusi-solusi ilahiyah tatkala mendapatkan permasalahan hidup.
Begitu pun dengan psikis kita, jika permasalah hidup selalu tertiupkan kedalam psikis kita tanpa ada pengempesan-pengempesan, ya lama kelamaan akan meletus juga. Makanya, nih ada resep ‘jadul’ alias jaman dulu tapi tetap up to date dan dijamin manjur. Silakan dicoba sebagai mana kita mencicipi sebuah resep masakan terbaru dari Sang Koki.
Kata kuncinya adalah kita kudu punya kesiapan dalam menghadapi hidup di dunia ini, karena yang namanya hidup pasti menghadapi permasalahan. Atau boleh kita sebut sebagai Al-isti’dad listiqbalil hayati. Jelas beda dong, orang yang siap dengan yang belum atau tidak siap sama sekali, iya kalo? Jika kita lihat kenyataan generasi Bangsa kita, banyak dari mereka yang mengalami kegusaran dalam hidup. Contoh,  di Banua kita saja, banyak lho perilaku vandal dikalangan remaja dan pemuda.
Fasilitas umum -fasum- mana yang aman dari coret-coretan hasil karya tangan jahil, mulai dari tembok sekolah sampai tembok kolam renang. Ya walaupun dalam pengamatan saya masih sedikit saja, sih. Tapi kalau yang sedikit dibiarkan saja, walhasil akan jadi menjamur dong. Mereka ini tergabung dalam gang-gang yang menamakan diri dengan sebutan yang menggunakan jargon-jargon yang asing bagi kita. Misalnya, punk, underground, devil, dan sebagianya.
Belum lagi tembok-tembok sekolah atau kampus, pemuda kita menjadikannya sebagai tempat catatan bahan ujian. Nah, yang satu ini sudah menjadi rahasia umum. Coba lihat contoh terkini, di beberapa Harian Umum, anak-anak yang tergabung dalam komplotan preman cilik tertangkap disebabkan memeras uang 2,6 juta kepada korbannya. Preman tersebar dimana-mana dan ada dimana-mana, terbukti banyaknya preman yang tertangkap oleh petugas dalam penggalakan aksi penangkapan preman secara nasional.
Beberapa contoh kenyatan ini bisa kita jadikan sebuah pra-barometer dari sisi hitam pemuda kita. Padahal geliat pemuda berprestasi Banua sedang menaik dan merajut berbagai macam prestasi. Mulai dari juara catur sampai juara olimpiade ilmu pengetahuan. Ingat, khan?  Kalau begitu, I’dad dalam menjalani kehidupan perlu sekali diajarkan oleh orang yang lebih tua, dalam hal ini orang tua, entah berprofesi sebagai ortu sebagaimana mestinya maupun guru dalam kehidupan.
Fenomena tadi memberikan gambaran kepada kita mengenai potret kehidupan yang patut kita jadikan bahan introspeksi diri.***

*Owner and Psychologis Assessor  pada Mitra Solusi Banjarbaru

Tinggal di Landasan Ulin

*Caleg PKS No.2 Dapil 3 (Landasan Ulin Lianganggang)

NB : Bersambung.

3 responses to “Kuliah Psikologi, di PT.Mina Mas

  1. Ass.wr.wb

    Salam ustadz, lanjutkan seruanmu menyeru untuk kebaikan.
    Kalo bisa, sebaiknya bawa bodyguard biar aman…
    saran aja sih.
    Makasih.

  2. assalamu’alaikum. salam kenal pak. namanya juga anak muda pak. sebenarnya untuk menangani kenakalan anak muda itu tidak cukup hanya dibicarakan atau dijawab dengan keluhan saja namun mereka sebenarnya butuh perhatian dari semua pihak. insya Allah kalau kita semua sudah tidak mudah menilai sebuah kesalahan dari perilakunya yang tampak saja tapi mau untuk membimbingnya untuk kembali ke jalan yang lurus maka hal itu mungkin akan lebih mengena bagi mereka

    ***Alaikumussalam.wr.wb
    Sepakat sekali. Kuncinya ada pada pembinaan, dalam hal ini remaja.

Tinggalkan Balasan ke budi rahman Batalkan balasan