Psikotes, Draw A Person (DAP)atau Draw A Man (DAM)

Oleh : Ahmad Nur Irsan Finazli*

Klien Clif di Surabaya : “Saat mengerjakan tes gambar orang, ada yang saya hapus, kata temen saya kalau dihapus, itu tandanya tidak konsisten. Wah merasa salah”.

PERKATAAN siapa pun, apa pun isi sarannya, yang pada intinya memberikan saran pada seseorang yang sedang kebingungan, hampir dapat dipastikan akan diikutinya dan dipercayainya bahkan dilaksanakannya saran tersebut tanpa pertimbangan yang mendalam. Terlebih lagi yang memberikan saran adalah orang yang dianggapnya berpengaruh atau lebih senior dari berbagai sisi. Tak bisa ditampik, pasti akan dijadikannya bahan renungan bahkan dipercayainya mentah-mentah.
Psikotes hanyalah alat ungkap atau prediksi gambaran diri seseorang mengenai berbagai aspek yang disandangnya. Yakni, Kapasitas intelektual (kecerdasan), kepribadian, pola atau sikap kerja, kategori manajerial, minat dan bakat seseorang, dan lain sebagainya. Salah satu alat ungkap itu adalah tes grafis. Khusus tes grafis ini, biasanya untuk mengungkap aspek kepribadian seseorang.
Tes grafis yang umum dipakai didunia psikotes, untuk mengungkap kepribadian seseorang, salah satu tesnya  adalah tes Draw a person atau Draw a man. Biasa disingkat dengan DAP atau DAM. Padahal masih banyak lagi alat tes yang menggunakan bentuk grafis ini.
“Gambarlah orang , lengkap !”, kata tester dalam sebuah instruksi dalam proses psikotes. Nah, ketika diperintahkan untuk menggambar orang, ya dengarkan dan pahami terlebih dahulu sampai tester benar-benar selesai dalam memberikan instruksinya. Setelah selesai menginstruksikan, biasanya tester memberikan waktu atau kesempatan untuk bertanya, “Apakah sudah paham?, ada pertanyaan?”, seperti itu kurang lebih bunyinya.
Testee atau peserta tes jika merasa belum paham, maka kesempatan itu harus digunakan untuk bertanya sedetail mungkin. Tidak perlu ada rasa malu ataupun takut untuk bertanya. Demikian pula sebalikya, jika telah paham maksud dari instruksi tester maka segera laksanakan tanpa banyak menggumam.
Salah satu contoh peranyaan yang biasa dilontarkan oleh testee adalah, “Boleh menggunakan penghapus bu?, atau boleh dihapus pak?”. Atau pertanyaan umum lainnya, “Boleh menggunakan penggaris bu?, atau boleh menggunakan mistar pak?”. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh testee, ketika ditanya tester mengenai ada yang perlu ditanyakan?
Testee boleh bertanya apapun pada sesi pertanyaan, setelah tester selesai memberikan instruksinya. Jika saya ditanya oleh testee mengenai beberapa pertanyaan di atas, maka saya akan menjawab, “Untuk saat ini tidak usah dihapus dulu jika ada yang salah…”, atau “Untuk saat ini tidak diperbolehkan menggunakan penghapus ataupun mistar…”. Tetapi, jika si testee tetap memaksakan menggunakan penghapus atau mistar, ya biarkan saja. Tidak jadi masalah!. Hanya saja, dalam hasil analisanya nanti ada penilaian tersendiri.
Maksud dari penilaian tersendiri adalah jika menghapusnya terlalu banyak, terlebih lagi pada bagian tertentu (anggota badan) yang sering dihapus. Dengan kata lain terlalu ekstrim dalam menggunakan penghapus. Boleh jadi terlalu sering dihapus menyebabkan kertas menjadi kotor bahkan sobek. Nah, disinilah yang perlu diperhatikan oleh testee.
Menurut saya, yang paling selamat dan afdhol adalah ikuti saja perintah tester, tanpa perlawanan terlebih lagi protes bahkan cenderung konfrontasi atau menentang. Dengan kita mengikuti gaya tester, maka kita akan jadi bintang dalam proses psikotes yang kita ikuti tadi.

Mengenai konsisten atau tidaknya dalam hasil gambar kita, bukan tergantung dari dihapus atau tidaknya salah satu bagian gambar yang kita buat. Karena penilaian dalam tes grafis ini terletak pada, kualitas goresan, arah goresan, arsiran gambar, rigid tidaknya, kuat lemahnya goresan, pengulangan, tarikan garis dan lain sebagainya.

Bersambung…ke buku psikotes-ku. (segera terbit)

Allahu a’lam.***

23 responses to “Psikotes, Draw A Person (DAP)atau Draw A Man (DAM)

  1. Pak Irsan, ternyata rumit juga ya, cara menilainya.
    Memang gak bisa dianggap enteng tuh cara mengerjakan tes DAM itu.
    Makasih banyak pak

    • mas Han yg baik…
      hayati nikmati dan lakukan saja kata hati Anda… toh kita telah hidup dari lahir hingga saat ini, tentu bisa menggoreskan dalam bentuk gambar menurut Anda sendiri…. sukses ya

  2. Coba ada cara yang mudah untuk mengerjakan tes ini, pak.
    Bisa kah mengajari saya untuk lancar mnegrjakan tes ini, pak.
    Karena saya sangat membutuhkannya. Dimana saya bisa ketemu.

    • mas feri, yang pingin tahu….
      begini mudahnya, ya kerjakan saja apa yang diinstruksikan oleh tester. mengenai hasil itu nomer kesekian, toh nanti ketahuan juga dalam laporan hasil psikotesnya. semoga sukse ya

  3. mas, kalo boleh dilampirkan contohnya sekalian diberi bocorannya, kalo sering “menghapus” atau pake alat bantu itu pertanda apa.
    mas, bocorannya yach… dikit aja 😀

    ***Pertanda bahwa kita nih ada indikasi peragu, indikasi kurang PD, dll. Yang jelas, semakin kita PD akan semakin baguslah hasil kita.
    Tetapi hal ini tidak bisa dikelabuhi alias dibuat-buat oleh peserta tes. Biasanya akan mengalir begitu saja, wajar.
    Bagi yang memang peragu, ya mereka akan sering menghapus, mencari alat bantu selain pensil. Dan hal ini harus dilakukan latihan dalam keseharian. Misalnya ketika ada masalah atau dalam mengambil keputusan sebaiknya belajar TEGAS alias bertanggung jawab akan keputusa yang diambilnya.
    Semoga bisa sedikit mencerahkan.

    • ***Pertanda bahwa kita nih ada indikasi peragu, indikasi kurang PD, dll. Yang jelas, semakin kita PD akan semakin baguslah hasil kita.
      Tetapi hal ini tidak bisa dikelabuhi alias dibuat-buat oleh peserta tes. Biasanya akan mengalir begitu saja, wajar.
      Bagi yang memang peragu, ya mereka akan sering menghapus, mencari alat bantu selain pensil. Dan hal ini harus dilakukan latihan dalam keseharian. Misalnya ketika ada masalah atau dalam mengambil keputusan sebaiknya belajar TEGAS alias bertanggung jawab akan keputusa yang diambilnya.
      Semoga bisa sedikit mencerahkan.

    • kita harus mempunyai generasi sendiri, persiapan sambut visi 2050… gak bisa berharap dari orang lain, ya dari kita sendiri aja punya anak banyak sebagai keikutsertaan dalam pengambilalihan peradaban menuju peradaban Islam nan jaya. tentu visi itu ada tahapannya 2020, 2015, 2014…. begitu diajeng

  4. yang ketiga..(*ini tentang materi posting )..uhm..cukup rumit juga ya…tp kenapa para psikolog di kantor saya seringnya tdk mau transparan memberikan hasil nilai psikotesnya kepada kita ? apa alasannya ? apakah ada kode etik ? seperti kita para formulator juga punya kode etik sendri ? 🙂

    • hasilnya pasti dikasihkan ke user lah, entah itu ke perusahaan atau perorangan. bahkan sangat transparan lah kepad user. kalo mba diajeng sbg user, tentu tahu hasilnya secara open.

  5. buat ananda, yg saya sayangi.
    He..he..he.. kalau sering menghapus pada bagian gambar tertentu, artinya testee sangat perhatian (ada hal penting yang hendak diungkapkan, dan ini tanpa disadari) pada bagian itu. Bisa positif bisa negatif, dengan syarat sangat sering.
    Yach, kalo saya bocorin, jadi berabe deh rahasia dapurnya, he..he..
    Makasih ya..

  6. buat ananda, yg saya sayangi.
    He..he..he.. kalau sering menghapus pada bagian gambar tertentu, artinya testee sangat perhatian (ada hal penting yang hendak diungkapkan, dan ini tanpa disadari) pada bagian itu. Bisa positif bisa negatif, dengan syarat sangat sering.
    Yach, kalo saya bocorin, jadi berabe deh rahasia dapurnya, he..he..
    Makasih

  7. Thanks ya mas ihsan , jawabannya cukup membantu . Btw mas ihsan kita satu almamater lho..kog nggak pernah sahre ke website UST sich… Salam aja buat mbak dona ..

  8. mksd tulisan bpk “kita akan jadi bintang dalam proses psikotes yang kita ikuti” itu bgmn pak? bukannya tes kepribafian bukan tes benar salah, jd mnrt sy tdk ada bintang atau bukan bintang.. (^^?)

    oh ya pak? kalau mnulis spt ini apa tdk termasuk melanggar kode etik psikologi pak? suka bingung jg kl ada tmn yg tnya tips2 psikotes krn psikotes krn psikotes kan menggambarkan kekhasan seseorang. kalau ada tipsnya jd semua org bakal punya kpribadian yg sama donk pak? hehehe..tks utk ilmunya y pak..

    • umay, yang baik….
      bintang dalam memperlancar proses psikotes… cerdas dalam bersikap.
      tulisan lengkap bisa dibaca dibuku saya.
      tulisan dan buku saya menebarkan/ soisalisasi kode etik…
      bukan menulis buku untuk memberikan kunci jawaban dan pembahasannya, sebagaimana banyak beredar di toko2 buku di Indonesia…

    • umay, yang baik….
      bintang dalam memperlancar proses psikotes… cerdas dalam bersikap.
      tulisan lengkap bisa dibaca dibuku saya.
      tulisan dan buku saya menebarkan/ soisalisasi kode etik…
      bukan menulis buku untuk memberikan kunci jawaban dan pembahasannya, sebagaimana banyak beredar di toko2 buku di Indonesia… LA Tahzan !

  9. Pak, saya mw cerita saya pernah ikut tes psikotes prshn BUMN dan alhamdulillah lulus. saya melaksanakan sesuai dengan perintah yaitu jangan dihapus. nah pas saya tes psikotes d prusahaan lain, Tester tidak bilang jangan dihapus dan pada saat itu memang tidak ada yang bertanya. jadi saya pikir boleh diapus, saya juga gak kepikiran mau nanya boleh pake penghapus atau tidak hiks hiks. jadilah ada sedikit yang saya hapus… hadeeehhhh …

    trs pas pengisian biodata ada tentang kelebihan dan kelemahan. saya mah jujur jujur banget ngisinya sampe kelemahannya saya tulis salah satunya saya suka tidur… nah abis tes, saya sharing sm kakak tingkat, dia bilang kok lo tulis gitu, tandanya lo pemales dlll. saya lgsg sedihhh… saya emg suka tidur tapi bukan berarti saya pemales :’)

    hasilnya belum keluar sih tapiiii saya jadi kepikiran bgt -_____-” semoga saya lulus. Aamiin Ya Allah.

  10. saya sering kali gagal swaktu tes psikotes apa krna kurang berkoncentrasi atau gimna ya pak? selama saya mengikuti tes psikotes baru sekali bisa lolos.. sedangkan dalam waktu dekat ini saya mau mengikuti tes di salah satu perusahaan perbankan… tips apakah yang dapat saya terapkan agar saya bisa lolos? terimakasih

Tinggalkan Balasan ke lusi Batalkan balasan